Awalnya kita tak kenal apa itu black
campaign, tapi sejak Pemilu 2004 lalu di mana salah seorang capres yang
mengecam black campaign, kemudian mulai ramailah istilah black campaign. Kita
pun kemudian akrab. Secara sederhana kita sudah bisa menterjemahkan arti black
campaign dari kata-kata yang tersusun. Ya betul, kampanye hitam. Hitam di sini
mewakili sebuah istilah yang buruk, jelek, intinya patut dijauhi. Selanjutnya
di dalam penggunaannya diartikan kampanye menjelekkan lawan politik. Namun,
sebenarnya juga dapat diartikan sebagai kampanye yang buruk.Black campaign adalah suatu model
atau perilaku atau cara berkampanye yang dilakukan dengan menghina, memfitnah,
mengadu domba, menghasut atau menyebarkan berita bohong yang dilakukan oleh
seorang calon atau sekelompok orang atau partai politik atau pendukung seorang
calon terhadap lawan atau calon lainnya.Seiring perkembangan teknologi, maka media
untuk melancarkan black campaign pun semakin canggih. Jika dahulu black
campaign yang juga dikenal sebagai whispering campaign menggunakan metode
desas-desus dari mulut ke mulut, maka dewasa ini telah memanfaatkan kecanggihan
teknologi dan multimedia. Semua site yang bersifat interaktif, artinya
semua pengunjung dapat melontarkan opini baik itu melalui pendaftaran terlebih
dahulu maupun tidak. Contoh; Webblog, Forum Komunitas, Portal Komunitas, Web
Chat, dan sebagainya.
Black campaign mempunyai satu ciri unik,
yaitu lebih banyak keluar dari fakta ketimbang realitanya. Misalnya dalam
sebuah black campaign mungkin terkandung beberapa fakta yang benar, namun
sisanya biasanya adalah blow up.Cara menghadapi Black CampaignSecara karikatur, aktor dibalik kampanye negatif itu ibarat bayang-bayang raksasa yang sedang tertawa. Dia ada diantara kerumunan massa yang bimbang. Tidak ada yang menduga bagaimana rupanya, kadang bisa seperti malaikat berwajah lembut tetapi bisa berwatak liar dengan mata nanar.Mari kita lihat, adakah peluang untuk menghadapinya?· Bila anda kandidat Black campaign, dalam beberapa pola, akan menjadi semakin kuat bila dilawan. Karena kita sedang menghadapi hantu dengan demikian kita tidak tahu siapa musuh. Sudah menjadi hukum alam bahwa aksi sebanding dengan reaksi. Ketika kita memukul tembok maka reaksinya bisa berbeda. Semakin keras kita memukul maka semakin keras penolakan. Bila lembut kita memukul maka lembut pula tolakan dari tembok. Dalam kasus seperti ini black campaign akan hilang bila tidak dilawan. Tujuan kampanye negatif ini salah satunya untuk menarik perhatian massa. Bila kita terpancing maka kasus menjadi besar dan kemudian akan menjadi perhatian publik. Salah satu target kampanye negatif tercapai. Namun dia akan hilang bila kita santai menghadapi. Tentu tidak semua kampanye negatif harus didiamkan. Adakalanya kita harus menanggapi tetapi tentu dengan santai dan sebisa mungkin guyon. Guyonan cerdas berpotensi mengalihkan isu tersebut. Jadi santai saja jangan emosional. Tidak akan ada untungnya bertarung dengan hantu. Kita menghamburkan energi. Model lain untuk mengalihkan isu adalah dengan membalikan dia menjadi senjata kita. Teori kelemahan menjadi kekuatan adalah model cerdas. Kita tidak perlu hambur energi untuk menghimpun kampanye. Cukup menunggu lalu cerdas menjawab, misalnya dengan mengatakan kita terdzolimi. Terkadang upaya ini ampuh menampung simpati massa. Yang sulit adalah pola tersistematis dengan penyusupan pihak lawan untuk menghancurkan dari dalam. Maka yang harus dilakukan adalah sterilisasi kelompok kita, dengan mengenali kawan dan lawan. Infiltrasi dari luar yang masuk ke dalam jauh lebih berbahaya dari musuh didepan mata. Dalam teori manajemen konflik hal ini hanya bisa diatasi dengan menjaga setiap kawan dan mengawasi setiap lawan. Bila ada yang terindikasi sebagai penyusup tidak elok juga bila kita reaktif. Hal itu seringkali justru itu sebagai “bunuh diri”. Yang cerdas adalah rawat dia baik-baik, raih simpatinya, namun jangan beri ruang terlalu luas untuk speak out. Niscaya keuntungan akan menjadi milik kita. Dan menghadapi pola ini evaluasi akan menjadi penting. Dari setiap kampanye negatif, tidak semua berada pada area negatif. Terkadang pada kampanye seperti itu yang keluar dari orang yang tidak berkepentingan langsung dengan kompetisi yang sedang berlangsung adalah cermin. Umumnya kampanye ini tidak menyerang sisi subyektif tetapi sisi obyektif. Tidak menyangkut pribadi tetapi lebih mengarah pada kinerja atau program. Kalau memang dia senyatanya maka tentu dia berguna sebagai cermin. Kita dapat berkaca darinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar